Wirausaha

Inovasi dan kreativitas menjadi modal penting dalam membangun kewirausahaan. Selain itu, juga ketahanan mental yang membuat wirausahawan bertahan dalam berbagai kondisi usahanya.

Generasi wirausaha yang kreatif dan berani tampil dengan brand inovatif akan dimiliki Indonesia, jika wirausaha ditanamkan pada anak usia 0-7 tahun.

"Entrepreneurship perlu masuk dalam kurikulum seperti yang dilakukan sekolah internasional yang ada di Indonesia. Program business day di sekolah internasional ini mengajarkan anak untuk kreatif. Anak berpikir mengenai apa yang mau dijual. Hal kecil seperti ini melatih anak untuk berpikir kreatif dan berinovasi," jelas pengamat ekonomi, Aviliani, saat peluncuran program reality show kompetisi wirausaha Diplomat Success Challenge, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pengetahuan yang didapat pada usia ini akan diterima anak 80 persen. Jika sudah melebihi usia tujuh tahun, yang diandalkan hanyalah bakatnya, tambah Aviliani. Wirausahawan yang sukses dilatari oleh sikap mental, kreativitas, dan inovasi yang telah terlatih sejak kecil.

Siapa pun bisa menjadi wirausahawan, tetapi tingkat keberhasilannya dipengaruhi daya inovasi dan kreasi dalam diri. Seperti karyawan yang ingin beralih profesi menjadi pebisnis contohnya, hal ini mungkin saja. Namun, kata Aviliani, mereka cenderung memilih usaha yang mudah seperti franchise dan cenderung memiliki kreativitas rendah.

"Karyawan bisa saja beralih menjadi wirausaha, namun kecenderungan cara berpikirnya adalah daripada uang ditabung, lebih baik berbisnis dengan franchise. Kreativitasnya rendah. Karenanya, orang Indonesia lebih suka franchise daripada membangun brand baru," lanjutnya.

Melibatkan anak dalam kegiatan bisnis orangtuanya juga menjadi cara melatih kewirausahaan. Anak akan merekam perilaku orangtuanya saat menjalani usaha. Pengalaman inilah yang akan melekat dalam dirinya.

"Orang Indonesia cenderung meminta anak fokus ke sekolah saja setinggi-tingginya, sementara orangtua menjalani berbisnis. Saat anak harus menggantikan bisnis orangtuanya, yang terjadi adalah usaha tak berhasil karena anak tidak tahu cara berjualan atau menghadapi konsumen," jelas Aviliani.

Jika saja anak dibolehkan terlibat dalam aktivitas bisnis orangtuanya sejak kecil, maka sikap mentalnya akan terbangun. Anak mampu menjalani bisnis orangtuanya saat dewasa karena tak gengsi dan mau bekerja keras, seperti orangtua yang membangun bisnis dari nol.

Yang Perlu Dimiliki 'Entrepreneur' Muda
Bukan hanya jumlah wirausahawan yang masih sedikit, motivasi berwirausaha juga masih minim di Indonesia. Padahal, kata ekonom Aviliani, jika wirausaha Indonesia tidak tangguh, maka masyarakat ekonomi ASEAN akan masuk dan menguasai lini ini pada 2015.

"Peningkatan daya tahan perlu dilakukan untuk wirausaha Indonesia. Selain itu juga menginspirasi lebih banyak lagi orang untuk berwirausaha," kata Aviliani, saat peluncuran kompetisi wirausaha dalam program acara realitas Diplomat Success Challange di Jakarta, Kamis (23/9/2010).

Pentingnya inovasi
Menurut Aviliani, untuk memiliki daya tahan yang tangguh dan berdaya saing tinggi, wirausahawan perlu berinovasi. Inovasi tak berhenti saat kali pertama membangun bisnis. Untuk memenangkan persaingan, inovasi perlu dilakukan terus-menerus.

"Wirausaha bukan sekadar bermodalkan pintar jualan. Bisnis restoran tak akan berkembang jika tak dibarengi inovasi. Berinovasi dengan kemasan yang berbeda, orang akan datang. Di sinilah pentingnya inovasi," Aviliani mencontohkan.

Tanpa inovasi, usaha akan berjalan di tempat.

Daya tahan tinggi
Aviliani menegaskan, mentalitas wirausaha perlu dibangun sejak dini. Kemampuan bertahan saat kondisi sedang jatuh menunjukkan mentalitas pebisnis. Dengan mental yang kuat, pebisnis takkan begitu saja menutup usahanya saat sedikit merugi atau mengalami masa krisis.

Wirausahawan harus tahan banting dalam berbagai situasi yang dihadapi. Tak boleh menjadi pebisnis yang hanya senang saat keuntungan melimpah, lalu menjadi lemah saat kerugian melanda bisnisnya.

Kemampuan manajemen diri
Bagaimana bisa mengatur orang lain jika tak bisa mengatur diri sendiri? Kemampuan manajemen diri perlu teruji. Inilah prinsip yang harus dipegang teguh entrepreneur jika ingin sukses dengan usahanya.

"Usaha menjadi tidak tangguh karena utang terlalu banyak untuk kepentingan konsumsi pribadi. Inilah sebabnya pengusaha sukses orangnya itu-itu saja," kata Aviliani menggambarkan ketidakmampuan wirausahawan pemula mengatur dirinya.

Bagaimana tolok ukurnya? Pebisnis yang tidak tangguh dan tak mampu mengatur dirinya akan menghabiskan 50 persen pinjaman kredit untuk konsumsi diri dan 50 persen untuk usaha. Ini jelas salah kaprah.

Menurut Aviliani, kebanyakan orang Indonesia membelanjakan pinjaman kredit untuk gaya hidup daripada untuk bertahan dengan bisnisnya. Anggapannya, dengan membuat tampilan luar yang bagus, akan menarik konsumen datang. Pada akhirnya, kredit yang harusnya dimanfaatkan untuk membuat bisnis bertahan malah habis percuma untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif.

Mengubah pola pikir pekerja menjadi pengusaha
Menjadi entrepreneur adalah inspirasi bagi orang lain sekaligus mendorongnya mengubah mindset atau pola pikir.

"Orang daerah selalu menanyakan anaknya, nanti mau kerja di mana. Banyak juga orangtua yang senang jika anaknya menjadi PNS. Padahal ekonomi kelas menengah bisa meningkat dengan wirausaha," lanjut Aviliani.

Banyak cara menginspirasi orang lain menjadi pengusaha skala kecil menengah atau besar di Indonesia. Salah satunya, Anda, dengan latar pendidikan tinggi, tak lagi mencari kerja, tetapi justru menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha.

Seperti dilakukan Hendy Setiono, pemilik waralaba Kebab Turki Baba Rafi. Pria yang memulai bisnis sejak berusia 19 tahun ini sukses mengembangkan usaha waralaba lokal buatannya. Hendy yang terpilih sebagai juri Diplomat Success Challange telah teruji dalam hal daya tahan.

"Dari 14 usaha yang saya bangun, delapan di antaranya gagal. Tidak ada sukses yang instan," katanya di kesempatan yang sama.

Menurut Hendy, generasi muda masih terobsesi mencari lapangan kerja. "Padahal, setelah lulus kuliah, semestinya mereka bisa menciptakan lapangan kerja," tambah pria yang pernah berkuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, ini.

Kepekaan dan Ketegasan Dibutuhkan dalam Wirausaha
Karakter individu acapkali dikaitkan dengan bakat berbisnis. Jika terlalu baik hati atau cenderung tak tega dengan orang lain, dianggap tak cocok menjalani usaha. Kurangnya ketegasan bisa membuat usaha merugi.
Anggapan atau pendapat yang berkembang seperti ini terkadang menghalangi sebagian orang untuk berbisnis. Keinginan untuk berwirausaha dan mendapatkan penghasilan lebih dengan kemandirian yang dibangunnya, akhirnya pudar atau tertunda.

Salma Dian Priharjati, pendiri Totok Aura Dian Kenanga, menjalani wirausaha sejak enam tahun lalu dengan keinginannya untuk selalu memberikan layanan terbaik untuk pelanggan. Termasuk juga memberikan keuntungan yang didapatnya untuk lebih mensejahterakan karyawan.

"Menyenangkan karyawan didahulukan. Saat tarif dasar listrik naik misalnya, kami berpikir dan akhirnya juga menaikkan gaji karyawan. Karyawan yang bekerja dengan hati senang akan lebih sayang dengan perusahaan, termasuk juga kepada pemiliknya," papar Dian saat ditemui Kompas Female di gerai Dian Kenanga di Pejaten, Jakarta Selatan, Selasa (21/9/2010) lalu.

Kepekaan yang terbangun dengan menyenangkan karyawan berbuah loyalitas dan integritas karyawan Dian Kenanga. Inilah yang membuat bisnis perawatan kebugaran tubuh dan wajah ini terus berkembang dan ternama.

"Berbisnis dengan menggunakan hati tak lantas membuat pemilik tak bisa tegas. Begitupun sebaliknya, siapa bilang jika bersikap tegas juga tak pakai hati," lanjut Dian, yang menyeimbangkan ketegasan dan kepekaan dalam menjalani bisnisnya.

Dian yang mengembangkan bisnis bersama suami, Aria Abiasa, berbagi pengalamannya membangun Dian Kenanga Totok Aura yang kini memiliki dua gerai dan berencana akan membuka tiga gerai lagi di Bintaro, Depok, dan Kelapa Gading.

1. Fokus pada hal yang disenangi dan dikuasai
Anda dapat memulai suatu usaha dengan apa yang Anda senangi dan Anda kuasai. Jika Anda senang dengan usaha yang digeluti, Anda tidak ragu untuk menguasai setiap detail dari usaha Anda tersebut. Tidak mungkin seseorang menjadi ahli tanpa menyenanginya. Selalu ada korelasi antara kesenangan dan keahlian.

2. Memisahkan uang pribadi dan uang perusahaan
Ketika Anda menjadi wirausahawan, Anda harus pintar-pintar memisahkan antara uang perusahaan dan uang pribadi. Anda masih digaji dengan uang perusahaan. Setiap rupiah yang Anda pinjam dari uang perusahaan harus dikembalikan dengan jumlah yang sama.

3. Memperhatikan kesejahteraan pegawai
Meskipun Anda adalah pemilik usaha, Anda juga harus memperhatikan kesejahteraan para pegawai yang Anda miliki. Tanpa memperhatikan kesejahteraannya, Anda tidak dapat mengharapkan pelayanan yang baik.

"Tidak akan ada pelayanan yang baik tanpa menggaji karyawan dengan baik. Kesejahteraan pelayanan harus diperhatikan.Tanpa karyawan, semua usaha tidak akan berhasil, sebagus dan sepintar apapun konseptor yang menangani," kata Dian.

4. Melayani dengan hati
Untuk membangun sebuah usaha di bidang jasa, pelayanan yang diberikan harus maksimal. Sehebat apapun suatu produk, jika pelayanan tidak terjaga dengan baik akan menjadi sia-sia. Mentalitas untuk melayani harus dimiliki tidak hanya oleh pegawai tetapi juga oleh pemiliknya.

"Kasih, berbagi, dan bersandar pada pencipta harus menjadi dasar dari pelayanan baik pada pelanggan maupun karyawan. Semua ini hanyalah titipan untuk melakukan kebaikan, itulah yang harus disadari," imbuhnya.

Mulai Dari Nol? Tak Masalah
Dalam jurnalnya yang berjudul Woman in Business, Deborah Shane, motivator dan pakar karier asal Amerika, memberikan kiat sukses berbisnis. Simak, yuk!

1. Tentukan Minat
Jika Anda telah siap untuk memasuki dunia bisnis, pilihlah usaha bisnis yang paling Anda minati. Entah dalam bidang kuliner, fashion, atau jasa. Ukur kemampuan dan pengetahuan untuk mengelolanya. Anda harus mengerti bidang bisnis yang akan dijalankan.

2. Mulailah Melangkah
Jika sudah memiliki pilihan, bersiaplah melangkah. Anda bisa mengajak rekan yang terpercaya untuk bergabung. Deborah menekankan, modal bukan hambatan. Bisnis selalu memberi peluang dan solusi.

3. Bergairah
Gairah untuk melakukan usaha merupakan hal penting dan harus selalu dijaga. Bisnis yang sukses tidak mengenal mood.

4. Pelajari Pasar
Lakukan riset tentang kompetitor bisnis Anda, baik dalam hal promosi atau harga. Jika Anda bermain dalam bisnis kuliner, cobalah untuk membandingkan rasa dan harga. Kemudian tanyakan pendapat konsumen tentang produk yang Anda jual, apakah mereka puas atau tidak.

5. Jaring Pelanggan
Pelajarilah perilaku konsumen dan lakukan pemasaran. Jangan ragu untuk memberikan promosi sebagai langkah pengenalan, seperti diskon setengah harga. Pelanggan merupakan unsur yang sangat penting dalam bisnis, jangan hubungan baik dan puaskan mereka.

6. Ikuti Aturan
Bisnis mengenal banyak aturan. Pertama, selesaikan perizinan usaha yang ditetapkan pemerintah. Kedua, buatlah aturan pribadi tentang usaha yang dijalankan, seperti jam operasional hingga pengelolaan anggaran.

7. Inovasi
Tak ada pendapatan tetap dalam bisnis. Jika memang bisnis Anda kurang berkembang, lakukan inovasi dengan segera, baik dalam segi produk atau pemasaran. Jangan buang waktu percuma untuk meratapi kegagalan.

8. Buat Rekening Bisnis
Bedakan antara uang pribadi dengan keuntungan bisnis. Gunakan 70 persen keuntungan untuk ditabung. Sisanya bisa Anda gunakan untuk kepentingan pribadi.

9. Belajar dan Belajar
Carilah ilmu sebanyak mungkin, dari buku, internet, atau berkomunikasi langsung dengan mereka yang berhasil menjalani bisnis.

10. Tekun
Tak selamanya bisnis berjalan lancar. Kegagalan itu merupakan hal yang biasa, jadikan sebagai pelajaran, bukan akhir dari perjalanan bisnis Anda. Jika Anda mengamati kisah di balik orang-orang sukses, pasti akan menemukan kuncinya, ketekunan.

Wirausaha Tak Kenal Kata "Pensiun"
Kunci keberhasilan bisnis berpasangan adalah kepercayaan. Inilah yang telah dialami dan teruji pada pasangan Yenny Widjaja (58) bersama almarhum Sukyatno Nugroho, pendiri restoran Es Teler 77.

Yenny berkisah, suaminya tak hanya mewariskan restoran yang kini semakin berkembang di beberapa negara di Asia itu. Baginya, membangun bisnis bersama pasangan juga perlu menumbuhkan kepercayaan.

"Suami mewariskan contoh yang tidak pernah bisa dilupakan. Beliau sebagai suami tidak pernah mau menekan istri. Selalu memotivasi dengan memberikan kebebasan. Tidak pernah melarang," katanya penuh haru, saat dijumpai Kompas Female dalam peluncuran buku tentang perjalanan bisnis Es Teler 77 sekaligus peringatan ulangtahun Sukyatno Nugroho beberapa waktu lalu.

Sikap yang tidak mengekang dari suami membuat Yenny lebih bersemangat menjalani bisnis restoran dengan menu rumahan milik keluarga ini. Bekerja tanpa rasa curiga membuat bisnis berjalan lancar tanpa hambatan konflik dalam pasangan.

"Butuh saling percaya. Jika saya sibuk dengan urusan dapur, suami sibuk dengan tugasnya sebagai marketing. Bekerja tambah semangat tanpa curiga," lanjutnya, menambahkan pembagian tugas ini juga yang membuatnya bebas mengekplorasi menu di dapurnya.

Semangat ini masih menyertai Yenny untuk meneruskan bisnis bersama adik dan putranya. Bahkan bisnis menjadi kebanggaan bagi Yenny sebagai perempuan, dan ibu yang memberikan contoh kepada anak-anaknya.

"Tidak ada pensiun dalam wirausaha. Selama mau menjalani, masih sehat dan menghadapi dengan senang," katanya lagi.

Justru menjalani bisnis memberikan semangat hidup bagi perempuan tiga anak ini. Bisnis memberikan aktivitas yang menimbulkan perasaan senang.

"Senang rasanya setiap bangun tidur, masih ada yang bisa dikerjakan, masih bisa merencanakan ingin melakukan apa lagi hari ini," ungkapnya.

Hendy Setiono, pendiri usaha waralaba Kebab Turki Baba Rafi yang juga membangun brand Ayam Bakar Mas Mono bersama istrinya, Nilamsari, menceritakan pengalaman serupa.

Kepercayaan menjadi kata yang dilontarkannya dengan tegas saat ditanya mengenai rahasia sukses berbisnis bersama sang istri.

"Kepada siapa lagi percaya jika bukan kepada istri," paparnya.

Kepercayaan yang dibangun inilah yang membuat Ayam Bakar Mas Mono berkembang dalam setahun beroperasi. Dengan kepemimpinan Nilamsari, brand kuliner ini semakin merambah Jakarta dan sekitarnya.

"Entrepreneurship" Terbukti Mengubah Masa Depan
Tahun 2001, ketika lepas usia 70 tahun, saya membandingkan dan menganalisa kenapa bangsa Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Tahun 1960-an tidak banyak perbedaan antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Sekarang kita-saat GDP per kapita kita 2.300 dollar AS, Malaysia sudah mencapai 8.118 dollar AS, dan Singapura sudah mencapai 38.972 dollar AS. Kita ketinggalan jauh, bukan? Setelah 65 tahun Indonesia merdeka, saya melihat masalah pengangguran dan kemiskinan masih belum terpecahkan secara memuaskan.

Puncak dari refleksi saya akhirnya mengerucut pada kata entrepreneurship ketika entrepreneurship saya nyatakan sebagai "kesanggupan mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas". Dalam konsepsi saya seorang entrepreneur bukan hanya mampu menciptakan kerja bagi diri sendiri saja, namun ia juga mampu melakukan perubahan yang dramatis dan kreatif (kotoran dan rongsokan jadi emas), menghasilkan produk akhir yang disambut pasar (seperti emas) dan mampu melipatgandakan sumber-sumber daya yang ia miliki. Itulah yang sesungguhnya terjadi dalam diri saya sendiri, itulah strategi kehidupan yang saya jalani tanpa saya sadari.

Berita harian Kompas tanggal 18 Agustus 2010 dengan judul China Resmi Salip Jepang memperkuat keyakinan saya. Selama 30 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi China berhasil mencengangkan dunia sehingga akhirnya pada tahun 2010, China berhasil mengungguli PDB Jepang dan dinobatkan jadi negara adi daya ekonomi nomor 2 di dunia setelah Amerika Serikat. Padahal 5 tahun yang lalu PDB China baru mencapai angka 2.3 triliun dollar AS atau sekitar separuh dari PDB Jepang.

Kemajuan ekonomi yang luar biasa dari China adalah karena begitu banyak entrepreneur yang melakukan kiprah inovasi di negara-negara tersebut. Semakin banyak entrepreneur dimiliki oleh sebuah negara akan semakin makmur negara tersebut. Menciptakan sebanyak mungkin entrepreneur di suatu negara jelas memiliki kaitan dengan kesejahteraan bangsa tersebut, setidaknya terdapat 4 alasan:

- Solusi bagi dirinya sendiri, karena mereka tidak perlu jadi penganggur, mereka adalah pencipta kerja     bagi dirinya sendiri.
- Solusi bagi sesamanya, karena dari pekerjaannya, mereka menciptakan pekerjaan bagi orang lain.
- Solusi bagi komunitasnya, karena dari daya inovasinya ia akan mengubah kekayaan alam dan budaya Indonesia menjadi produk yang dibutuhkan dunia.
- Solusi bagi negara, karena dari hasil karya para entrepreneur, beragam pajak dapat dipungut untuk membiayai pemerintahan dan kelangsungan pembangunan.

Adalah sangat mengkhawatirkan bagi masa depan bangsa bila kita gagal menciptakan para entrepreneur pencipta kerja yang mampu mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Harapan kita, di masa depan bertumpu pada para innovative entrepreneur Indonesia yang sekarang masih berada di bangku-bangku sekolah kita. Mereka harus kita persiapkan jadi entrepreneur baru untuk kesejahteraan Indonesia di masa depan.

Sekarang tiba saatnya untuk membangkitkan kembali semangat dan kecakapan innovative entrepreneurship untuk menghasilkan jutaan entrepreneur baru bagi bangsa. Saya percaya melalui sebuah transformasi yang terencana 25 tahun ke muka maka setidaknya 4 juta entrepreneur baru akan tercipta. Itulah doa saya, itulah misi hidup saya, itulah juga harapan saya.

DR. Ir. Ciputra
Pendiri UCEC (Universitas Ciputra Entrepreneurship Centre)

Saat Berbisnis, Jangan Mudah Berganti Haluan
Ketika memulai bisnis sepatu kayu bermerek D&A, Ade Eva Fatna mencoba menggunakan bahan-bahan yang sekiranya dapat diwujudkan menjadi sebuah sepatu. Karena senang dengan inovasi, ia berpikir untuk membuat bagian bawah sepatu dengan bahan kayu. Ade melihat bahan seperti ini belum banyak digunakan meski bakiak yang terbuat dari kayu sudah ada sejak dulu.
Karena alas sepatu dari kayu belum populer digunakan, Ade jelas harus banyak mengetahui jenis-jenis kayu. Kayu mahoni dan albasia yang Ade dapatkan dari Tasikmalaya, misalnya, merupakan kayu terbaik untuk dijadikan sepatu. Ada juga beberapa kayu impor, namun tidak banyak.
Menurut Ade, kayu mahoni adalah kayu yang kuat namun mudah dibentuk. Hanya Ade mengakui kayu mahoni agak berat. "Tergantung model juga, sih. Semakin rumit modelnya, akan semakin berat," jelasnya.

Kayu albasia sendiri tergolong ringan. Tidak peduli seberapa besar atau serumit apapun bentuknya, albasia tetap ringan. Tetapi perlu hati-hati menggunakan sepatu ini karena ringkih dan mudah tergores. Ade merasa setiap benda pasti ada kelebihan dan kekurangannya.

8 Hal yang Bikin Pelanggan Tidak Puas
Pelanggan memiliki segala hak untuk suka atau tidak suka dengan pelayanan dari sebuah jasa atau produk yang ditawarkan kepadanya. Pernah dengar ujar-ujar "pelanggan adalah raja", kan? Sementara bagi pengusaha, pelanggan adalah segala-galanya.

"Inti dari semua bisnis adalah, mencari, mempertahankan, dan mencari lebih banyak pelanggan, ya, kan?" tanya Cyltamia Irawan, CEO Lentera Consulting, konsultan perusahaan dan pengarang "Secangkir Kopi untuk Sahabat Customer" pada puncak perayaan 40 tahun Martha Tilaar Group berdiri, Selasa (28/9/2001), di Jakarta Convention Center.

Untuk memiliki pelanggan, terang Tami, adalah dengan mencocokkan apa yang kita punya dengan kemauan dan kebutuhan pelanggan. Tidak kurang, tidak pula berlebihan. Butuh ketepatan untuk saling memenuhi. Karenanya, dibutuhkan kejelian untuk bisa mengenali apa saja kebutuhan konsumen.

Berikut adalah hal-hal yang diinginkan oleh pelanggan dan jika tidak terpenuhi, ia bisa saja kabur. Apa sajakah?

1. Akses
Pelanggan butuh akses untuk bisa menghubungi Anda. Berdayakan alat-alat komunikasi yang Anda miliki secara maksimal. Bayangkan bila pelanggan yang berencana ke tempat Anda tetapi tak mengetahui persis patokan menuju tempat Anda berusaha menelepon ke nomor yang tertera di iklan, tetapi tak kunjung diangkat teleponnya. Sebal, pasti. Bisa jadi, ia pun akan urung niat datang ke tempat Anda. Begitu pun dengan saluran akses komunikasi ke tempat Anda yang lainnya; e-mail, Twitter, Facebook, apa pun itu, pastikan terjaga dan terjawab.

2. Kompetensi
Siapakah orang yang berhubungan langsung dengan pelanggan (frontliner)? Anda atau para penjaga di gerai? Siapa pun itu, wajib hukumnya untuk membekali para frontliner dengan pengetahuan yang dibutuhkan pelanggan. Ini penting, supaya para pelanggan merasa para pekerja memiliki kompetensi dan bisa diandalkan hasil kerjanya. Terbayang, kan bila ada pelanggan yang bertanya perbedaan krim untuk creambath apa saja kegunaannya dan para pekerja tidak bisa menjawab atau malah cengengesan. Pasti pelanggan tak percaya.

3. Courtesy
Sebalkah Anda jika ada salon yang pekerjanya melengos dan menyambut Anda sebagai pelanggan baru dengan setengah hati? Amat menyakitkan dan membuat bete jika pegawai berbuat seperti itu pada pelanggan. Keramahan dan manner mampu mengangkat martabat perusahaan.

4. Reliability
Pelanggan butuh rasa percaya bahwa ia memilih tempat yang tepat, bahwa kepentingan dan kebutuhannya akan terpenuhi di tempat itu. Apa yang ia minta harusnya bisa terpenuhi. Jangan sampai pelanggan Anda minta apa, tetapi semua yang ia minta padahal itu tertera pada papan menu Anda, tak ada. Hmm, sudah bisa dipastikan ia akan pergi.

5. Responsiveness
Cara respon adalah hal yang penting. Pelanggan pun butuh rasa empati, bahwa suaranya didengar. Bahwa pelanggan merespon dengan ramah dan tangan terbuka.

6. Kecepatan
Pernah datang ke sebuah spa yang sangat terkenal hingga tempat itu selalu penuh setiap akhir pekan? Amat menyebalkan dan menjemukan jika Anda harus menunggu lama untuk mendapatkan perawatan. Lebih kesal lagi karena sebenarnya sudah membuat janji (booking) tempat, tetapi tetap saja harus menunggu. Jangan sampai pelanggan pergi gara-gara pelayanan lambat.

7. Security
Rasa aman juga bukan barang yang bisa dikesampingkan. Bahwa si pelanggan merasa aman dan nyaman untuk bergantung pada pelayanan atau produk Anda adalah sebuah nilai yang amat berharga.

8. Tangible
Yang terlihat oleh pelanggan adalah apa yang ia percayai. Tampilan bersih, tata barang yang apik, kehigienitasan, serta penampilan pegawainya pun harus bersih pula. Tak mau kan berpikir bahwa peralatan pedikur-menikur yang akan digunakan pada Anda itu bekas pelanggan sebelum Anda dan tidak dibersihkan terlebih dulu?

Inovasi dengan kayu sebenarnya adalah bagian program tahunan Ade. Ia mempunyai target akan mencoba bahan baru setahun sekali. Ade ingin mematahkan pandangan masyarakat bahwa alas kaki yang terbuat dari kayu pasti akan biasa-biasa saja. Itulah sebabnya Ade berusaha membuat alas kaki dari kayu menjadi lebih menarik dan bergaya. Pertama-tama, Ade membuat banyak desain sepatu berhak dari kayu. Setelah itu baru kelom dan sepatu-sepatu khusus untuk peragaan busana yang bentuknya lebih unik.

Mendesain sepatu tidak mudah, tapi Ade berhasil melakukannya meski belajar sendiri. Jika hari ini melihat sesuatu dan terinspirasi darinya, ia akan langsung menggambar. Gambar ini kemudian ia bawa ke pengrajin kayu, yang akan "menerjemahkan" ide tersebut ke dalam bentuk tiga dimensi. "Makanya penting sekali untuk bisa membuat pengrajin mengerti yang diinginkan," bilang Ade, yang juga memproduksi tas dan clutch.
Menurutnya, tidak mudah menemukan pengrajin yang cocok. Pada awalnya si pengrajin juga agak sulit untuk "menerjemahkan" apa yang diinginkan Ade. Tetapi berkat pendekatan terus-menerus akhirnya ada kecocokan di antara mereka.

"Sebenarnya ketidakcocokan muncul karena baru kenal. Setelah sering bekerja, akhirnya mereka pun tahu apa yang saya mau," kenang Ade sambil tersenyum. Karena sudah cocok, sampai sekarang Ade masih memakai pengrajin yang sama.

Di ujung pembicaraan Ade sempat menitipkan sebuah pesan. Katanya, kalau ingin maju dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha sepatu, orang harus berani mencoba. Fokus pada satu bidang dulu, jangan sedikit-sedikit ganti haluan.

"Semakin mengenal apa yang dikerjakan, kita akan semakin cinta pada pekerjaan itu. Kita pun akan semakin tahu seluk-beluk dan akhirnya memegang kendali penuh bidang usaha itu. Intinya pantang menyerah," serunya.

Kiat bisnis dari Ade:
* Gali dalam-dalam bakat yang dipunyai. Asah dengan kursus atau membaca buku.
* Jangan pernah berhenti mencoba menghasilkan suatu karya.
* Jangan mudah menyerah dalam menekuni bisnis. Jadikan kegagalan sebagai pelajaran.
* Gunakan kesempatan berpromosi sebaik mungkin. Seperti membuka situs internet atau mengikuti pameran-pameran.
* Usahakan menjadi binaan suatu perusahaan besar atau bank. Selain akan mendapat modal yang cukup, Anda juga akan mendapat koneksi lebih luas.

Sumber : Kompas.com

Posted in by Zibanex Dayu Rara. No Comments
Leave a Comment

silahkan berkomentar dengan sopan, no sara OK guys!!!!!