Sahang Memberikan Segalanya

H ABDUL Mukrim masih bertahan dengan kebun sahangnya. Sejak usia 22 tahun, setelah mempersunting Hj Maimunah (54), Abdul sudah membuka kebun sahang. Semula dia memiliki 1000 batang sahang. Berbekal pengalaman dan sebagai anak petani, H Abdul tidak menemukan kesulitan berkebun sahang. Sambil menunggu panen, dia menanam kunyit dan jahe. Hasilnya pun memuaskan. 
Setelah tiga tahun, hasilnya panen sahang sekitar 7 ton. Dengan harga Rp 10.000/Kg. Ketika harga mencapai puncak, Abdul bisa menuai hasil melimpah. Dengan hasil sahang itu pula, pasangan Abdul- Maimunah menyekolahkan tujuh anaknya hingga empat mencapai gelar sarjana. Dua lagi masih kuliah.  Dari sahang pula H Abdul dan istrinya menunaikan ibadah haji.

Dengan sahang pula H Abdul membeli mobil, tiga sepeda motor, membangun dua rumah di Toboali dan Pangkalpinang serta usaha toko kelontong.

“Saya sudah percaya dengan sahang, karena sahang lah yang membesarkan saya dan keluarga. Karena itu, saya tetap setia dengan sahang. Pengalaman membuktikan, setelah jangka waktu tertentu, harga sahang biasanya naik. Dan kalau kita setia, pasti akan menuai hasilnya,” tutur H Abdul.

Kini tantangan berkebun sahang makin komplit. Selain penambangan timah, kesulitan pupuk, junjung, selama ini tidak pernah PPL yang menangani perkebunan sahang. “Jika ada PPL yang bisa memberikan wawasan kepada masyarakat tentang teknik peremajaan, cara mengatasi hama, masyarakat masih sedikit terbantu untuk bertahan dengan perkebunan sahang,” harapnya.

“Biaya produksi besar, waktunya lama, resiko mati dan gagalnya besar, maka kalau tidak ada pendampingan dari pihak dinas terkait maka jelas, masyarakat lebih suka meninggalkan sahang dan ke dunia pertimbangan karena hasilnya langsung dirasakan,” ungkap H Abdul.

Setiap tahun, H abudl menanam lahan dengan sSahang. “Jika kita hanya tunggu sahang, memang agak membosankan. tetapi jika kita biasakan dengan budaya tumpang sari, lahan setelah panen tumpang sari, kita panen juga sahangnya. Hasilnya pun berlipat,” tutur Mukrin.

Di usia tuanya, H Abdul mengisi hari-harinya dengan memelihara sahangnya sekitar 1 hektare dan 2500 batang karet dibekas kebun sahang. Dia pun berjanji tetap setia dengan sahang. Kesetian petani sahang semacam H Abdul inilah suatu saat mampu membangkitkan kejaayan lada putih asal didukung kebijkan politik yang pro petani.

Posted in by Zibanex Dayu Rara. No Comments
Leave a Comment

silahkan berkomentar dengan sopan, no sara OK guys!!!!!